Kenali Stunting pada Anak

...

Halo Sobat Theresia, apa kabar?

Apakah Sobat Theresia pernah mendengar stunting pada anak? Stunting menjadi perbincangan hangat di Indonesia, terutama sejak pemerintah mengumumkan pencegahan stunting akan menjadi salah satu fokus pemerintah. Pemerintah mengupayakan agar anak dapat bertumbuh dengan maksimal yang tentunya disertai juga dengan kemampuan lain, seperti kemampuan emosional, fisik dan sosial untuk belajar, berinovasi dan berkompetisi pada tingkat global. Namun apakah pemahaman stunting sudah benar? Stunting memang berhubungan dengan pendeknya tinggi anak, tetapi terdapat hal-hal khusus yang membedakan pendeknya pertumbuhan pada anak. Mari kenali lebih jauh mengenai stunting pada anak dan cara mencegah agar anak tidak mengalami stunting di usia pertumbuhan.

Statistik Stunting di Indonesia dan Jambi
Menurut hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting menunjukkan tren penurunan dari 27.7% pada tahun 2019 menjadi 24.4% pada tahun 2021. Menurut SSGI 2021, kota Jambi memiliki prevalensi bayi dibawah lima tahun (balita) yang stunted sebanyak 22.4% atau mendekati prevalensi nasional.
Angka di provinsi Jambi ini juga menunjukkan tren peningkatan dari tahun 2019 yang berada pada 21%. Kabupaten Merangin memiliki prevalensi stunted tertinggi dengan 14.5% sedangkan Kabupaten Kerinci memiliki prevalensi stunted terendah dengan 3.8% (pengukuran berdasarkan berat badan menurut tinggi badan). Rendahnya angka stunting di Kerinci menunjukkan bahwa program 100 kabupaten/kota prioritas untuk intervensi anak kerdil (stunting) yang salah satunya difokuskan di Kerinci cukup berhasil. Namun, secara keseluruhan, dapat dilihat bahwa stunting merupakan permasalahan yang masih serius, terutama di kota Jambi

Kondisi Stunting pada Anak
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Dengan demikian, anak dengan stunting akan lebih pendek dari teman sebayanya yang normal dan akan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Anak pendek bukan berarti stunting, bisa saja anak bertubuh pendek karena faktor genetik. Namun, apabila anak tidak memiliki histori genetik badan yang pendek dan disertai dengan keterlambatan dalam berpikir, terdapat kemungkinan anak menderita stunting.
Stunting menjadi perhatian pemerintah karena menjadi ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia dan daya saing bangsa di dunia internasional. Karena pertumbuhan otak pada anak melambat, maka akan mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia muda.

Gejala Hepatitis Akut Misterius
...

Penyebab Stunting
Stunting sering disebut juga dengan “hidden hunger” di mana anak terlihat baik-baik saja namun kekurangan energi kronis ini menyebabkan anak menderita stunting. Kekurangan gizi ini sebenarnya sudah terjadi dalam waktu lama, yaitu sejak dari ibu mengandung sang janin hingga dua tahun pertama kehidupan yang sering disebut juga dengan 1000 Hari Pertama Kelahiran (1000 HPK).
Berikut beberapa hal penyebab stunting pada anak:
1. Penyakit Hipotiroid Kongenital
Hipotiroid kongenital adalah kondisi rendahnya hormon tiroid dalam tubuh yang merupakan penyakit bawaan sejak lahir. Hormon tiroid memiliki tugas mengatur pertumbuhan, perkembangan otak, dan metabolisme tubuh. Oleh sebab itu, penyakit ini dapat menghambat pertumbuhan anak, mengganggu sistem pernafasan, kerja organ jantung dan sistem saraf.
2. Kurangnya Asupan Gizi Saat Hamil
WHO (World Health Organization) menyatakan sekitar 20% stunting terjadi saat masih berada di dalam kandungan. Ibu hamil kurang mengkonsumsi asupan yang bergizi dan berkualitas sehingga janin menerima nutrisi yang sedikit. Pertumbuhan janin di dalam kandungan terhambat dan berlanjut setelah kelahiran.
3. Pola Makan Anak
Seringkali saat memberikan makan pada anak, kurang diperhatikan mengenai gizi dan nutrisi yang dibutuhkan anak. Kemenkes memberikan pedoman “Isi Piringku” sebagai apa saja makanan yang disarankan untuk anak konsumsi. Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh buah dan sayur, setengahnya lagi dapat diisi dengan protein (nabati maupun hewani) dan karbohidrat. Porsi protein diharapkan dapat lebih banyak dari karbohidrat.
4. Sanitasi dan Akses Air Bersih
Anak-anak sangat rentan terhadap penyakit, terutama jika kondisi sanitasi lingkungan sekitar rumah dan akses air bersih kurang terawat. Air tidak bersih dapat membuat anak terkena infeksi dan pertumbuhannya menjadi tidak maksimal.

Cegah Stunting Sedari Dini
Anak masuk dalam kategori stunting apabila tinggi atau panjang badanya menunjukkan angka -2 (minus dua) Standar Deviasi (SD). Anak yang berusia di bawah dua tahun perlu ditangani dengan cepat dan tepat. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mencegah terjadinya stunting pada anak:
1. Pemeriksaan Rutin
Sangat disarankan kepada orang tua untuk sering memeriksa tumbuh kembang anak secara rutin dan diperiksakan tumbuh kembang anak sesuai dengan grafik pertumbuhan dan perkembangan yang ada.
2. Usahakan Bayi Konsumsi ASI
ASI banyak mengandung gizi yang dibutuhkan anak untuk pertumbuhan. Di dalam ASI juga terdapat zat yang membangun sistem imun anak untuk menjauhkan dari berbagai penyakit.
3. Konsumsi Asam Folat untuk Ibu Hamil
Perkembangan otak dan sumsum tulang belakang janin membutuhkan peran penting asam folat yang dikonsumsi oleh ibu. Begitu juga dengan perkembangan organ bayi yang lain dapat dibantu bertumbuh dengan baik. Asam folat juga mengurangi resiko gangguan kehamilan hingga 72%.
4. Pola Makan Beragam
Agar anak tidak bosan dan tetap suka makan makanan yang bergizi, dapat mencoba berbagai menu makanan yang berbeda. Perhatikan juga nutrisi dan gizi yang seimbang untuk anak.
5. Menjaga Sanitasi Lingkungan dan Mencari Sumber Air Bersih
Jaga kebersihan lingkungan sekitar anak agar terhindar dari virus, bakteri, jamur dan kuman yang dapat menginfeksi dan mengkontaminasi tubuh anak. Perhatikan juga kebersihan tubuh dan tangan anak.

Faktor perilaku sehari-hari, lingkungan sosial, ekonomi keluarga, budaya setempat dapat menjadi faktor penyebab stunting pada anak. Namun faktor tadi dapat dicegah dan diatasi. Dengan memperhatikan tumbuh kembang anak sejak lahir dapat mencegah stunting pada anak. Perkembangan otak anak juga hal penting lainnya yang harus diperhatikan. Kenali sejak dini stunting pada anak dan cegah sebelum terlambat. Semoga Sobat Theresia tetap sehat dan semoga informasi waspada diare beserta gejala dan penanganannya ini bermanfaat.

Bantuan medis RS Santa Theresia IGD 24 jam dapat menghubungi 0741-23119 , pendaftaran poliklinik dapat melalui Whatsapp di 0895620951922
Tunggu artikel menarik dan tips kesehatan lainnya di www.rstheresia.com dan ikuti sosial media kami
Artikel ini telah ditinjau oleh:
dr. Gilbert Sterling Octavius, M.M, M.A.R.S.